Jumat, 13 April 2012

Riau Ega Agata Salsabilla, Produk Paling Sukses PPLP Panahan Jatim


Rambah Asia, Bayar Sekolah dari Panahan.
Kalau tidak bergabung dengan PPLP, hidup Riau Ega Agata Salsabilla mungkin akan biasa-biasa saja. Namun, karena mengikuti program itu, dia bisa berkeliling nusantara, bahkan ke luar negeri.
BICARA soal PPLP Panahan Jatim tidak bisa lepas dari sosok Riau Ega Agata Salsabilla. Di antara 16 pemanah yang kini masih berstatus anggota PPLP, dia paling sering meraih prestasi. Tidak hanya di dalam negeri, tahun lalu pemuda kelahiran Blitar itu sudah merambah persaingan di Asia.

Kalau tidak terjaring program tersebut empat tahun lalu, mungkin prestasi-prestasi seperti itu tidak pernah dicapainya. Sensasi membela nama Indonesia di luar negeri dan meraih medali emas di kejuaraan antarnegara belum tentu bisa dirasakannya. “Malah, mungkin ke luar negeri saja belum pernah,” celetuk cowok 17 tahun tersebut.
Riau berkisah, dia bergabung dengan PPLP Panahan Jatim pada 2005. Saat itu, dia baru saja meraih gelar juara umum di Kejurnas Junior di Blitar. Dia meraih empat emas. Sebulan setelah kejurnas tersebut, ada tawaran untuk bergabung dengan PPLP.
“Tawaran pertama sebenarnya bukan untuk saya. Tapi, entah kenapa, salah satu anak tidak mau ikut. Akhirnya, tawarannya dialihkan pada saya,” papar pemanah yang akrab disapa Sinchan itu. “Pertamanya, saya tidak mau, karena tidak siap. Apalagi, kan harus tinggal di Surabaya. Tapi, terus didorong ayah,” lanjutnya.
Dari hasil kejurnas Blitar, dia dan Wenny Prathista yang baru saja lulus program PPLP dipilih. Begitu resmi gabung, dia tidak hanya harus boyongan ke Kota Pahlawan. Sekolahnya juga musti pindah. Lalu, Riau yang saat itu masih duduk di kelas I SMPN 1 Blitar pindah ke SMP 35 Surabaya, Rungkut. Dia ditempatkan di sana, lantaran pada waktu itu basecamp atlet panahan masih berada di kompleks Kosagra Gunung Anyar.
Asrama yang berada di bagian selatan Surabaya tersebut ternyata menyulitkan program panahan Riau. Sebab, latihan tetap dipusatkan di lapangan panahan KONI Jatim, Kertajaya Indah. “Biasanya, pulang sekolah sudah sore. Jadi, malas ke lapangan. Kalau pas kebetulan ke lapangan, malah bolos latihan. Kacau deh,” ungkapnya.
Atas pertimbangan itu, tak lama kemudian dia pindah ke asrama di kompleks KONI. Bangunan asramanya berada persis di belakang lapangan panahan. Setiap keluar rumah, yang terpampang di matanya adalah lapangan luas dengan beberapa papan sasaran.
“Kalau sudah begitu, mau tidak mau, pasti tergerak untuk latihan. Sejak itu, jadi lebih intensif,” katanya. Di asrama tersebut, dia tinggal bersama dua anggota puslatda, yaitu Anang Eko Setiawan dan Eko Darmawan. “Tidur sama mereka, main-main juga sama mereka. Sudah seperti saudara gitu,” sambungnya.
Menurut Riau, itulah salah satu keuntungan dia ikut PPLP. Latihan jadi lebih intensif dan terarah. Jika tetap di Blitar, mungkin dia akan jadi pelajar biasa yang harus konsentrasi sekolah. Padahal, jelas siswa SMA 17 Surabaya tersebut, di sekolah prestasinya tidak begitu bagus. “Lebih baik menekuni karir panahan. Lha wong bisa bayar sekolah juga berkat panahan,” ucapnya.
Kini, Riau baru saja naik ke kelas III SMA. Program PPLP-nya sudah hampir berakhir. Kejurnas Antar-PPLP 2008 adalah edisi terakhir baginya. Dia mengakhiri karirnya di PPLP dengan sangat manis. Delapan emas individu plus dua dari nomor beregu dia rebut. (ko)
Biodata
Nama: Riau Ega Agata Salsabilla
Lahir: Blitar, 25 November 1991
Orangtua: M. Nirwanto / Suti Solicha Yusuf
Postur: 172 cm/65 kg
Sekolah: SMA 17 Surabaya, kelas XI IPS 2
Prestasi di Kejurnas PPLP
2008: 10 emas
2007: 2 emas, 3 perunggu
2006: 1 emas, 1 perak
2005: 1 perak
Prestasi internasional
1 perunggu Asian Archery Grand Prix 2008
1 emas, 3 perak, dan 1 perunggu Kejuaraan ATM Malaysia Terbuka

Sumber: http://eastjavaarchery.org | www.jawapos.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar